Premis mayor : “semua temen yang aku miliki adalah orang yang special”
Premis minor : “kalian adalah temen-temen aku”
Kesimpulan : “kalian adalah orang-orang yang
special”
Malem ini, aku merasakan adanya hal-hal
magis yang tersembunyi dari kado 19 tahun ku yang TELAT diberikan oleh
pembuatnya, seseorang yang mengaku dirinya sebagai Patrick dan orang yang sama
yang meng’claim’ aku sebagai Spongebob. Eww
Kado yang ajaib, yang hanya orang-orang
tertentu saja lah yang bisa merasakan adanya gejolak-gejolak rasa kebahagian
bila melihatnya. kekuatan dari kado ini membukakan lagi gudang kenangan saat
aku berada pada suatu masa ketika kami semua menyadari bahwa tak lama lagi,
kami terbebas dari aturan yang mewajibkan untuk hadir tiap hari senin sampai
jumat jam 06.45 – 14.15, terbebas
dari kewajiban untuk mematung menatap kain berwarna merah putih di hari senin
pagi sembari merasakan aliran-aliran keringat yang membasahi kulit kering kami,
terbebas dari kewajiban untuk memakai benda hitam kelam bertali, plus kain
pembungkus kaki berwarna putih semata kaki yang di kenakan di daerah kaki
tentunya, menyadari bahwa tinggal beberapa kicauan burung disetiap pagi hari
lagi, kami akan melepaskan baju putih broken white dan bawahan abu membosankan
menjadi pakaian layak yang kami ingin kenakan tanpa terikat dengan
aturan-aturan yang mengekang kami, dan menyadari bahwa setelah beberapa kali
bumi berotasi lagi, maka kami akan BERPISAH.
Aku pun menemukan sehelai tali di
gugang kenanganku. Tali yang bila aku mengikutinya, aku terbawa ke suatu masa
saat aku mengatakan premis-premis di atas didepan beberapa orang sambil
memegang tangan hangat mereka, tangan yang seakan-akan saling berpegang erat
satu sama lain, tangan yang mengisyaratkan sesuatu yang bermakna “tetap seperti ini, tetap berada
disini dan jangan pergi”.
Aku mengingat dengan baik apa yang aku
katankan waktu itu. Ya, kalian special. Taukah kalian bahwa aku
bersungguh-sungguh mengungkapkannya?
Mungkin sama seperti hal bodoh yang
dialami oleh bella swan yang tidak menyadari bahwa sebenarnya dia mencintai
Jacob Black. Dia selalu merasa bahagia saat bersama Jacob, merasa tenang,
merasa luka yang ditinggalkan Edward Cullen terobati saat dia tertawa bersama
Jacob. Dan aku pun sama. Dulu mungkin aku tidak menyadari bahwa sebenarnya
kalian penting dihidup aku. Tapi, dialam bawah sadar aku, aku merasakan adanya
kebahagian saat kita semua berkumpul, saat kita semua tertawa, saat kita semua
rujuk kembali setelah diterpa badai keegoisan dan kelabilan remaja, dan saat
kita saling menghibur satu sama lain ketika sedang ditimpa virus kegalauan. Dan
satu hal lagi yang penting, kalian bagaikan “smile maker”. Karena, ga
peduli sebesar apa kita berantem, seberapa sering kita kesel satu sama lain,
seberapa parah kita terluka satu sama lain, seberapa ‘waw’nya kekecewaan yg sempet kita lalui, kita pasti bisa
tersenyum lagi, aku pasti tersenyum lagi, dan kalian berhasil membuat senyuman
persahabatan lagi.
Persahabatan itu bukan sekedar buat
nemenin kita jajan atau apapun itu, hanya karena takut dikira orang ga punya
temen atau maksud lain. Persahabatan itu, saat dimana kita merasa sempurna dan
bahagia saat kita semua bersama, dan ada perasaan kurang bila salah satu dari
kita ga ada. Persahabatan itu, tempat dimana kita bisa menjadi diri sendiri,
tanpa khawatir bakal dijauhin, karena kita tau, sahabat kita ga akan ninggalin
kita seburuk apa pun diri kita. Sahabat itu, rela berantem demi membuat
sahabatnya menjadi lebih baik. Sahabat itu tulus nolongin dan tanpa pamrih. Sahabat
itu, tempat dimana kita bisa tertawa dengan sangat lepas, tanpa peduli seberapa
geje dan se’apa banget pun’ hal yang kita ketawain. Kadang,
saat si sahabat itu perlu bantuan sahabatnya, dan pada saat itu juga orang-orang
lain banyak yang minta pertolongan pada sahabatnya, dia mengurungkan niatnya
untuk meminta bantuan sahabatnya dengan alasan takut nambah ngerepotin
sahabatnya itu. Sahabat itu ga memanfaatkan. Sahabat itu apa adannya. Sahabat
itu bukan cuman penghibur doang. sahabat itu “smile maker”. Sahabat itu,
kalian.
Memang bukan masalah yang berat jika saat
aku berjalan aku hanya menemukan sepasang kaki ku sajalah yang menyusuri
jalanan. Bukan masalah yang berat pula, saat aku menangis, air mataku hanya di
hapus oleh tanganku sendiri. Ga masalah, jika saat aku bahagia, aku menyimpan
kebahagiaanku sendiri hanya untuk aku. Ga masalah juga saat aku ulang tahun, ga
ada satu orang pun yang inget ulang tahun aku.
Tapi, aku pasti lebih merasa bahagia
saat aku menemukan beberapa pasang kaki kalian yang menemaniku berjalan, saat
aku menangis di bahu kalian, saat kalian mengusapkan telapak tangan
dipunggungku untuk menguatkanku, saat aku bisa berbagi cerita kebahagiaanku
pada kalian, saat kalian mengucapkan beribu macam jenis kata selamat ulang
tahun dan doa tulus kalian. Dan aku yakin, masih banyak lagi kebahagian yang
bisa aku dapetin bareng kalian daripada hanya aku sendiri yang mendapatkannya.
So, thanks all.
*Smile
Maker : Andi Ternry Halimahtussadiyah, Eka Ratnasari, R. Rachmi Aulia, Rismayanti
Eka Prayudha, Siti Rodiah, Zulfi Nadhia Cahyani.