Senin, 06 Mei 2013

Think, thinky, thinkers, thinkthinkthink




Pernah ga kamu berpikir tentang siapa kamu sebenernya?
Pernah ga kamu berpikir tentang siapa dia sebenarnya?
Pernahkah kamu bertanya “apakah kami pantas?”
Baru-baru ini aku menemukan ini :

“only women think about love. Men just love, they don’t think”
Sesaat setelah baca itu, aku tiba-tiba stuck in the moment (hahahaha). ” only women think about love”  Yaaaa…. aga sedikit tersindir sih, cuman “men just love, they don’t think”  is that true???

Yap, aku women dan aku think about love
Setiap kali aku “ngeceng” orang, (bentar, jikalau anda bertanya kenapa ada tanda “__”, itu berarti ngeceng dalam artian sebenarnya. Eh? Apa sih? Emang ada ngeceng yang ga sebenernya? Emang arti ngeceng apa?  Engga, ya maksudnya bukan ngeceng yang ecek-ecek kaya liat orang yang aga-aga blingbling lewat, terus tanpa mikir bilang ‘aku ngeceng orang ituuuu’ dan saat besoknya lagi dia lewat trus temen kamu bilang ‘tuh kecengan kamu’ dan kamu menjawab ‘hah? siapa dia? Ko familiar ya?’ haha aku tau itu bego. ya pokonya, entah itu kagum, terpesona ataupun suka, aku menyebut semua itu ngeceng. Hehe) okey, kita balik ke topik semula. Setiap kali aku “ngeceng” orang, selalu aja banyak pertanyaan yang luntang-lantung di kepala aku. Contohnya:
He’s awesome, I like him, what must I do? (haha sorry so inggris, soalnya pas di translate ke Indonesia, ko malah tampak menjijikan ya?)
Saat saya memikirkan anda, apa mungkin anda memikirkan saya?
Apa saya pantas untuk sekedar berjalan mendampingi anda?
Apa saya cukup cantik untuk sekedar  berada disebelah anda?
Apa saya cukup pintar untuk sekedar berbicara dengan anda?
Jika kita saling memiliki, apakah anda bangga memiliki saya seperti saya bangga memiliki anda?
Kehadiran anda membuat saya tidak harus bermimpi untuk bisa bahagia, dan apakan kehadiran saya begitu juga menurut anda?
Jika saya bahagia karna anda, apakah anda akan bahagia karna saya?

Ya, itu beberapa contoh dari pertanyaan-pertanyaan yang saya pikirkan. Mungkin anda bertanya “apaan sih git, ngeceng doang ko pake mikir? Ribet amat” dan saya akan menjawab “ya, bae weee, segimana aku. Emang ini yang aku pikirin ko. Maklumin aja, biasa, ibu-ibu”. Mungkin dengan entengnya aku bakal jawab gitu. Tapi sebenernya yang aku pikirin, aku cuman takut disaat suatu hari nanti rasa ngeceng itu berkembang dari suka, menjadi sayang bahkan berubah jadi cinta (kata itu aku coret karna ga tau kenapa tampak menjijikan dan selalu berhasil bikin aku bergidig) ulang, Tapi sebenernya yang aku pikirin, aku cuman takut disaat suatu hari nanti rasa ngeceng itu berkembang dari suka, menjadi sayang bahkan berubah jadi cinta, aku takut kalo aku ga siap menerima jawaban “TIDAK” dari setiap pertanyaan-pertanyaan di atas (ya kecuali dari pertanyaan yang so inggris itu).

   “He’s awesome, I like him, what must I do?” itu merupakan pertanyaan pertama yang membuat aku harus menentukan pilihan. Antara berhenti ngeceng atau ngebiarin ke’ngecengan’ini berkembang. Berhenti ngeceng, ya berarti aku harus berusaha menyugestikan otak aku kalo…”stop, git!! Perbedaannya terlalu jauh!! Tekanan batin,git!!” ya….. antara CUPU karena ga berani menjalankan peran sebagai Oh Ha Ni yang dengan sekian banyak kekurangannya tetap berani mencintai Baek Seung Jo yang superrrrr duperrrr perfectoooo di drama Naughty kiss,atau SADAR DIRI karena mengetahui kalo ‘aku hanyalah semut dan dia adalah elang’-dikutip dari puisi karya Fadli Uwais Elqoni yang ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran bahasa Indonesia pas era rok/celana abu dulu-. Atau ngebiarin ke’ngecengan’ini tumbuh, berkembang, memuncak hingga membuat bilik yang ada di hati ini ga mampu untuk membendung luapan-luapan rasa itu, membuat diri menjadi sulit membedakan mana yang benar dan salah, membuat saluran neuron otakku gagal naik banding karena ketok palu dari sang majlis hakim yang ada di hati ini, membuat aku menjadi sosok yang just love, and don’t think about love, and loving someone with all my heart.  Tampak serem? Ya, emang!!. Mangkanya, mungkin itulah yang membuat saya mikir lagi tentang “ngeceng beneran”.

Orang bilang “jangan buat diri kamu terlalu mencintai seseorang”. Ya, aku akan berpegang teguh pada selogan itu. Because, No matter what kind of love that you feel, You can’t change how people feel about you, so don’t try. Ya…… entahlah, aku aja ga tau butuh seberapa lama hingga aku mampu bangkit dari efek samping yang ditimbulkan oleh perasaan yang terlalu mencintai  itu. Jadi, ya…. Sekarang cari aman dulu deh, because Life is so short, do whatever makes you happy. and…. Be with whoever makes you smile (eh… ups)
Hahahahahahahahahahahaha

3 komentar:

  1. Tidak ada yang kebetulan di muka bumi ini. Bahkan sebuah kebetulan yang amat kebetulan adalah tetap rencana Tuhan yang tidak pernah meleset walau sepersejuta mili.

    Maka, orang2 yang kita temui, kejadian2 yang dilewati, pagi, siang, malam, selalu menyimpan misteri. Ada tujuannya, ada maksudnya.

    Hei, jika kita tidak berhasil menerjemahkan tiap detailnya, karena terlalu megahnya rencana Tuhan tersebut, itu jelas bukan kabar buruk. Setidaknya pastikan saja kita sukses menysukuri tiap detik rencana tersebut. Selalu berterimakasih. Itu lebih dari cukup.

    BalasHapus
  2. " Because, No matter what kind of love that you feel, You can’t change how people feel about you, so don’t try"

    This is so wrong gits, you can change how people feel, you can make your effort to do that, I waited, I chased a girl for years, it took so long for me to get her heart, in that years she already got some boyfriends and me too. But yes, men don't think, there's just some kind of button and my button have been pushed so deep. So I always try and try and try to get her. Why? Because

    "Life is so short"

    so don't waste your time doing nothing. Imagine in your deathbed, imagine in your future, that you can make it different, you can change your future. Don't ever live in a regretful of not doing something













    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh well I came here to stalk anggita, and found your comment. this one is hillarious. Touché.

      Hapus