Pernah ga kamu
berpikir tentang siapa kamu sebenernya?
Pernah ga kamu
berpikir tentang siapa dia sebenarnya?
Pernahkah kamu
bertanya “apakah kami pantas?”
Baru-baru ini
aku menemukan ini :
“only women think
about love. Men just love, they don’t think”
Sesaat setelah baca itu, aku tiba-tiba
stuck in the moment (hahahaha). ” only
women think about love” Yaaaa…. aga
sedikit tersindir sih, cuman “men just
love, they don’t think” is that
true???
Yap, aku women dan aku think about love
Setiap kali aku “ngeceng” orang, (bentar,
jikalau anda bertanya kenapa ada tanda “__”, itu berarti ngeceng dalam artian
sebenarnya. Eh? Apa sih? Emang ada ngeceng yang ga sebenernya? Emang arti
ngeceng apa? Engga, ya maksudnya bukan
ngeceng yang ecek-ecek kaya liat orang yang aga-aga blingbling lewat, terus tanpa
mikir bilang ‘aku ngeceng orang ituuuu’ dan saat besoknya lagi dia lewat trus
temen kamu bilang ‘tuh kecengan kamu’ dan kamu menjawab ‘hah? siapa dia? Ko
familiar ya?’ haha aku tau itu bego. ya pokonya, entah itu kagum, terpesona
ataupun suka, aku menyebut semua itu ngeceng. Hehe) okey, kita balik ke topik
semula. Setiap kali aku “ngeceng” orang, selalu aja banyak pertanyaan yang
luntang-lantung di kepala aku. Contohnya:
He’s awesome, I like him, what must I do?
(haha sorry so inggris, soalnya pas di translate ke Indonesia, ko malah tampak
menjijikan ya?)
Saat saya memikirkan anda, apa mungkin
anda memikirkan saya?
Apa saya pantas untuk sekedar berjalan
mendampingi anda?
Apa saya cukup cantik untuk sekedar berada disebelah anda?
Apa saya cukup pintar untuk sekedar
berbicara dengan anda?
Jika kita saling memiliki, apakah anda
bangga memiliki saya seperti saya bangga memiliki anda?
Kehadiran anda membuat saya tidak harus
bermimpi untuk bisa bahagia, dan apakan kehadiran saya begitu juga menurut
anda?
Jika saya bahagia karna anda, apakah anda
akan bahagia karna saya?
Ya, itu beberapa contoh dari
pertanyaan-pertanyaan yang saya pikirkan. Mungkin anda bertanya “apaan sih git,
ngeceng doang ko pake mikir? Ribet amat” dan saya akan menjawab “ya, bae weee,
segimana aku. Emang ini yang aku pikirin ko. Maklumin aja, biasa, ibu-ibu”.
Mungkin dengan entengnya aku bakal jawab gitu. Tapi sebenernya yang aku
pikirin, aku cuman takut disaat suatu hari nanti rasa ngeceng itu berkembang
dari suka, menjadi sayang bahkan berubah jadi cinta (kata itu aku coret
karna ga tau kenapa tampak menjijikan dan selalu berhasil bikin aku bergidig)
ulang, Tapi sebenernya yang aku pikirin, aku cuman takut disaat suatu hari
nanti rasa ngeceng itu berkembang dari suka, menjadi sayang bahkan berubah jadi
cinta, aku takut kalo aku ga siap menerima jawaban “TIDAK” dari setiap
pertanyaan-pertanyaan di atas (ya kecuali dari pertanyaan yang so inggris itu).
“He’s awesome, I like him, what must I do?”
itu merupakan pertanyaan pertama yang membuat aku harus menentukan pilihan.
Antara berhenti ngeceng atau ngebiarin ke’ngecengan’ini
berkembang. Berhenti ngeceng, ya berarti aku harus berusaha menyugestikan otak
aku kalo…”stop, git!! Perbedaannya
terlalu jauh!! Tekanan batin,git!!” ya….. antara CUPU karena ga
berani menjalankan peran sebagai Oh Ha Ni yang dengan sekian banyak
kekurangannya tetap berani mencintai Baek Seung Jo yang superrrrr
duperrrr perfectoooo di drama Naughty kiss,atau SADAR DIRI karena
mengetahui kalo ‘aku hanyalah semut dan
dia adalah elang’-dikutip dari puisi karya Fadli Uwais Elqoni yang
ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran bahasa Indonesia pas
era rok/celana abu dulu-. Atau ngebiarin ke’ngecengan’ini tumbuh, berkembang, memuncak
hingga membuat bilik yang ada di hati ini ga mampu untuk membendung
luapan-luapan rasa itu, membuat diri menjadi sulit membedakan mana yang benar
dan salah, membuat saluran neuron otakku gagal naik banding karena ketok palu
dari sang majlis hakim yang ada di hati ini, membuat aku menjadi sosok yang just love, and don’t think about love, and
loving someone with all my heart. Tampak
serem? Ya, emang!!. Mangkanya, mungkin itulah yang membuat saya mikir lagi
tentang “ngeceng beneran”.
Orang bilang “jangan buat diri kamu
terlalu mencintai seseorang”. Ya, aku akan berpegang teguh pada selogan
itu. Because, No matter what kind of love that you feel, You can’t change how
people feel about you, so don’t try. Ya…… entahlah, aku aja ga tau butuh
seberapa lama hingga aku mampu bangkit dari efek samping yang ditimbulkan oleh
perasaan yang terlalu mencintai itu. Jadi, ya…. Sekarang cari aman dulu deh,
because Life is so short, do whatever makes you happy. and…. Be with whoever
makes you smile (eh… ups)
Hahahahahahahahahahahaha
Tidak ada yang kebetulan di muka bumi ini. Bahkan sebuah kebetulan yang amat kebetulan adalah tetap rencana Tuhan yang tidak pernah meleset walau sepersejuta mili.
BalasHapusMaka, orang2 yang kita temui, kejadian2 yang dilewati, pagi, siang, malam, selalu menyimpan misteri. Ada tujuannya, ada maksudnya.
Hei, jika kita tidak berhasil menerjemahkan tiap detailnya, karena terlalu megahnya rencana Tuhan tersebut, itu jelas bukan kabar buruk. Setidaknya pastikan saja kita sukses menysukuri tiap detik rencana tersebut. Selalu berterimakasih. Itu lebih dari cukup.
" Because, No matter what kind of love that you feel, You can’t change how people feel about you, so don’t try"
BalasHapusThis is so wrong gits, you can change how people feel, you can make your effort to do that, I waited, I chased a girl for years, it took so long for me to get her heart, in that years she already got some boyfriends and me too. But yes, men don't think, there's just some kind of button and my button have been pushed so deep. So I always try and try and try to get her. Why? Because
"Life is so short"
so don't waste your time doing nothing. Imagine in your deathbed, imagine in your future, that you can make it different, you can change your future. Don't ever live in a regretful of not doing something
Oh well I came here to stalk anggita, and found your comment. this one is hillarious. Touché.
Hapus